Sejarah

Sejarah dan Perkembangan:
Pondok
Pesantren Al-Ansor didirikan oleh seorang tokoh masyarakat Sumatera Utara yang
bernama H. Sahdi Ahmad Lubis. Pondok Pesantren Al-Ansor awal mulanya didirikan
di Jalan Ade Irma Suryani Padangsidimpuan bertepatan pada tanggal 4 April 1994.
Pondok Pesantren merupakan Lembaga Pendidikan Agama Islam (Tafaquh Fiddin),
dalam upaya mendidik Kader-kader Ulama, Da’i, Muballig, Ustadz yang sangat
dibutuhkan masyarakat Kota Padangsidimpuan dan Tapanuli Selatan. Selama satu
tahun mengontrak di Padangsidimpuan, kemudian pada tahun ke II berpindah ke
Desa Manunggang Julu Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara yang pada tahun pertama
jumlah santrinya hanya 6 orang, yaitu 5 orang laki-laki dan 1 orang perempuan.
Setelah pesantren berusia 24 tahun jumlah
santri telah lebih dari 1000 orang.
Suatu hal
yang menjadi ciri khas Pondok Pesantren Al-Ansor adalah penyelenggaraan program
kajian-kajian ilmu agama Islam, yang bersumber dari kitab-kitab Berbahasa Arab
yang disusun pada zaman pertengahan yang lebih di kenal dengan nama “Kitab
Kuning”. Seiring dengan perkembangan zaman penggunaan Kitab Kuning mulai
berkurang sehingga banyak alumni pesantren yang tidak mampu mendalami ilmu-ilmu
agama Islam dari sumber-sumber utamanya. Dalam memandang hal itu maka pimpinan
pasantren Al-Ansor perlu peningkatan kembali kecintaan para santri untuk terus
mempelajari Kitab-kitab Kuning sebagai kajian utama di Pondok Pasantren
Al-Ansor.
Visi : Menyiapkan
kader-kader ulama yang beriman dan bertaqwa serta mampu mengabdikan diri dalam
kehidupan bermasyarakat.
Misi : Membantu
pemerintah dalam mencerdaskan bangsa khususnya di bidang pendidikan agama dan
kemasyarakatan
Tujuan : Meningkatkan
mutu pendidikan dengan kululusan yang berkualitas
Kondisi Sosial Masyarakat Sekitar
Pondok Pesantren Al-Ansor secara geografis
terletak di desa Manunggang Julu Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara Kota
Padangsidimpan, disekitar pondok pesantren terletak perkebunan karet masyarakat
dan persawahan masyarakat. Mata pencarian masyarakat sekitar diantaranya:
Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Swasta, Wiraswasta, Karyawan, Pedagang, Petani,
mayoritas strata ekonomi adalah menengah ke bawah.
Masyarakat sekitar pondok pesantren Al-Ansor
100% menganut agama Islam, jumlah fasilitas mesjid 2 unit, musholla 1 unit.
Pengelolaan Kelembagaan
Pondok
Pesantren Al-Ansor dipimpin oleh Mudir dan dibawahnya dibantu oleh Kepala Tata
Usaha, Bendahara, Staf TU, Kasi Kurikulum dan Kasi Kesiswaan, Kepala Tsanawiyah
dan Kepala Aliyah.
Kegiatan Belajar-Mengajar dan Ciri Khas
Sesuai dengan status pendiriannya bahwa
pesantren ini adalah Pondok Pesantren Salafiyah kombinasi dengan Modren, maka
sistem pembelajaran selalu menekankan ciri khas Salafiyah, yaitu suatu pembelajaran
yang mengutamakan santrinya untuk bisa memahami dengan baik kitab-kitab klasik
atau yang sering disebut dengan istilah kitab kuning, santri juga
diharapkan mampu untuk menguasai ilmu alat seperti Nahu, Sharaf, Mantiq,
Balagoh dan lain sebagainya. Agar santri lebih menguasai mengenai syari’at
Islam maka santri juga di haruskan untuk menguasai ilmu fiqh, ushul fiqh,
qowaidul fiqhiyah, santri juga diharapkan mampu menguasai Bahasa Arab dan
Bahasa Inggris. Sistem pembelajaran yang dilaksanakan di pondok pesantren
Al-Ansor maka santri putra diwajibkan pakai kain sarung dan santri putri diwajibkan
untuk memakai baju kurung karena itu merupakan salah satu ciri dari pondok
pesantren Al-Ansor dan seluruh santri wajib tinggal di asrama (muqim). Untuk
mendapatkan jati diri dan brand image sampai saat ini pimpinan pondok pesantren
Al-Ansor terus bekerja dan berusaha
terus sehingga bisa tampil beda kedepan dari pesantren lain dan bisa bersaing
untuk kemajuan pendidikan Islam.
Untuk pendidikan formal disamping pendidikan
Pondok Pesantren, saat ini pondok pesantren Al-Ansor menyelenggarakan Madrasah
Tsanawiyah, Madrasah Aliyah. Selain pembelajaran formal, pondok pesantren
Al-Ansor menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler, diantaranya:
1.
Pembinaan santri dalam penguasaan bahasa Arab dan Anggris dengan
mengadakan kegiatan mufrodat setiap pagi selesai shalat Subuh
2.
Pembinaan santri salam pendidikan, kemasyarakatan
seperti : Sholat berjama’ah, Tadarus Al Qur’an, Qiyamul lail, ilmu dakwah dan
lain sebagainya
3.
Program Khusus Tahfiz
al-Qur’an
9.
Pelatihan Komputer dan menjahit
Semua
kegiatan belajar-mengajar formal dan ekstrakurikuler merupakan satu kesatuan
dalam membekali dan pengembangan skill dan jati diri bagi santri/santriyati,
demikian juga bagi seluruh dan pegawai pondok pesantren.